Senin, 17 Januari 2011

"Ketendang" Cekernya Lek Wie

Semangkuk Mie Ayam Lek Wie.
Pembeli harus antri untuk menunggu kursi kosong demi semangkuk mie ayam? Di Magelang, mungkin hanya bisa ditemui disini. Setidaknya berdasar pengalaman pribadi saya. Yuk, kita cari tahu apa sih istimewanya mie ayam Lek Wie?
 Warung Lek Wie berada di tengah kota, tidak jauh dari Alun-alun Magelang. Persis di seberang Lembaga Pemasyarakatan (LP) Magelang. Warungnya kecil, beratap seng dan bangunannya masih semi permanen. Kalau sedang beruntung, kita bisa langsung mendapatkan tempat duduk. Tapi kalau sedang ramai, sabar saja menunggu sampai ada kursi kosong. Apalagi kalau datang berombongan, mungkin Anda harus siap duduk terpencar dari teman-teman. Alhamdulillah, kali ini saya dapat tempat duduk yang cukup nyaman.

Tak lain tak bukan saya pesan semangkuk mie ayam dan bacem ceker ayam yang jadi andalan. Untuk minuman tersedia air teh dan air jeruk, pilih saja mau yang hangat atau pakai es. Sambil menunggu pesanan datang, saya sempat melihat-lihat sekeliling. Pengunjung warung ini sangat beragam dari anak sekolah, ibu-ibu yang menjemput anaknya sekolah, pegawai kantoran sampai pasangan muda-mudi. Fakta nyata kalau warung ini punya banyak penggemar dari berbagai kalangan.

Pesanan saya datang dengan segera, semangkok mie ayam dalam porsi sedang. Mie-nya nampak berkilauan terendam dalam kuah bening yang tidak terlalu banyak, orang Jawa bilang nyemek. Mie ayam tak sendiri saja, ia bersanding dengan sejumput ayam semur yang dipotong dadu, sawi segar yang diseduh sebentar, juga kerupuk pangsit yang nampak renyah dan garing. Pada mangkuk terpisah tersaji ceker ayam dalam olahan bacem, ukurannya kecil nampak dimasak lama karena warnanya cokelat mantap.Hmmm, menggiurkan! Let's have a try… 

Bacem Ceker Lek Wie yang nendang enaknya.
Sedap, sungguh! Meski tak pakai pelengkap kecap dan saos sambal pun, mie ayam ini sudah terasa lezat. Mie-nya kenyal, kuah yang tidak terlalu banyak membuat cita rasa mie-nya jadi menonjol. Ayam semurnya bercita rasa manis gurih dan sawinya tidak terlalu matang jadi masih terasa crunchy. Ditambah kerupuk pangsit, acar mentimun dan potongan daun bawang…hmmmm, mantap! Lalu cekernya, mmm…enaaaaaak sekali, benar saja kalau ceker ayam olahan Lek Wie ini bikin ketagihan. Gurih dan manis benar-benar njawani, teksturnya empuk dan lembut. Nendang enaknya!

Untuk semangkuk mie ayam pangsit, dua potong bacem ceker dan es jeruk, saya hanya harus mengeluarkan sembilan ribu rupiah. Ah, puas rasanya bisa merasakan nikmatnya racikan generasi kedua Lek Wie. Kalau tidak ingat pengunjung lain yang sudah antri diluar, masih ingin rasanya memesan lagi. Anda harus coba juga ya!!

Alamat ; Jl. Sutopo (Depan Lapas Magelang)
Kendaraan umum ; angkot jalur 7

4 komentar:

  1. wah saingan sama yang ini dunk mbak
    http://jelajahjajan.blogspot.com/search/label/Soto

    BalasHapus
  2. ga saingan kali,mas...masi kalah jauuuh hehehe...kami amatiran sekedar menyalurkan hobi jalan-jalan dan mencoba share adja...

    BalasHapus
  3. heemmm enak banget sih kayaknya. informasi yang bermanfaat. cocok buat referensi makan siang. teriama kasih ini juga bisa jadi referensi http://goo.gl/zuGyE0

    BalasHapus